Bondowoso adalah salah satu kota yang memiliki beragam budaya. mulai dari tarian, musik, pariwisata dsb. kali ini saya akan membahas salah satu musik di Bondowoso, alat musik kentrung.
kentrung adalah kesenian asli bonsowoso yang khas dengan pantun berirama dan juga humor humor yang ada didalam pantun tersebut. kentrung ini pertama kali dipopulerkan oleh Trio Nur pada tahun 70-80-an dan masih berkembang sampai sekarang bahkan sudah memiliki banyak variasi variasi lainnya.
Seni Kentrung diiringi alat musik berupa tabuh timlung (kentheng) dan terbang besar (rebana). Seni Kentrung sendiri syarat muatan ajaran kearifan lokal. Dalam pementasannya, seorang seniman menceritakan urutan pakem dengan rangkaian parikan dengan menyelipkan candaan - candaan yang lucu di tengah-tengah pakem walaupun tetap dengan parikan yang seolah dilakukan luar kepala. Parikan berirama ini dilantunkan dengan iringan dua buah rebana yang ditabuh sendiri. Beberapa lakon yang dipentaskan di antaranya Amat Muhammad, Anglingdarma, Joharmanik, Juharsah, Mursodo Maling, dan Jalak Mas.
Berdasarkan pernyataan yang didapat dari situs forum budaya Kesenian Kentrung dianggap terancam punah karena gagal melakukan regenerasi. Sejumlah orang yang masih mampu memainkan kesenian ini dan kebanyakan sudah lanjut usia. Isyu yang kini ada di antara para pemain Seni Kentrung adalah permintaan agar pemerintah segera mendokumentasikan kesenian tradisi, termasuk kentrung bate, dengan harapan terdokumentasinya (tidak hilang) budaya dan kesenian asli daerah. Dokumentasi kentrung dianggap oleh pemainnya sangat penting mengingat sudah tidak ada penerus dalam kesenian ini.
kentrung adalah kesenian asli bonsowoso yang khas dengan pantun berirama dan juga humor humor yang ada didalam pantun tersebut. kentrung ini pertama kali dipopulerkan oleh Trio Nur pada tahun 70-80-an dan masih berkembang sampai sekarang bahkan sudah memiliki banyak variasi variasi lainnya.
Seni Kentrung diiringi alat musik berupa tabuh timlung (kentheng) dan terbang besar (rebana). Seni Kentrung sendiri syarat muatan ajaran kearifan lokal. Dalam pementasannya, seorang seniman menceritakan urutan pakem dengan rangkaian parikan dengan menyelipkan candaan - candaan yang lucu di tengah-tengah pakem walaupun tetap dengan parikan yang seolah dilakukan luar kepala. Parikan berirama ini dilantunkan dengan iringan dua buah rebana yang ditabuh sendiri. Beberapa lakon yang dipentaskan di antaranya Amat Muhammad, Anglingdarma, Joharmanik, Juharsah, Mursodo Maling, dan Jalak Mas.
Berdasarkan pernyataan yang didapat dari situs forum budaya Kesenian Kentrung dianggap terancam punah karena gagal melakukan regenerasi. Sejumlah orang yang masih mampu memainkan kesenian ini dan kebanyakan sudah lanjut usia. Isyu yang kini ada di antara para pemain Seni Kentrung adalah permintaan agar pemerintah segera mendokumentasikan kesenian tradisi, termasuk kentrung bate, dengan harapan terdokumentasinya (tidak hilang) budaya dan kesenian asli daerah. Dokumentasi kentrung dianggap oleh pemainnya sangat penting mengingat sudah tidak ada penerus dalam kesenian ini.
Komentar
Posting Komentar